Menggapai Berkah di Tengah Krisis



Oleh : Lajianto

        Menumbuhkan jiwa  peduli terhadap sesama di tengah gempuran perkembangan zaman yang lebih mengedepankan sifat individual memang perlu energi ekstra, istiqomah, dan kesabaran. Kondisi ini dirasakan oleh hampir setiap pendidik atau guru, bagaimana beratnya memotivasi anak - anak didiknya untuk rela berbagi satu sama lain. Untuk mengawali perbuatan yang bernilai ibadah memang harus dipaksakan terlebih dahulu agar menjadi sebuah kebiasaan dan finalnya adalah menjadi sebuah karakter.

        Sebagaimana firman Allah dalam surat Ali Imran ayat 134 yang sangat tegas dan jelas bahwa kita harus bersedekah/ berinfaq dalam keadaan lapang atau sempit 

ٱلَّذِينَ يُنفِقُونَ فِى ٱلسَّرَّآءِ وَٱلضَّرَّآءِ وَٱلْكَٰظِمِينَ ٱلْغَيْظَ وَٱلْعَافِينَ عَنِ ٱلنَّاسِ ۗ وَٱللَّهُ يُحِبُّ ٱلْمُحْسِنِينَ

(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.

        Tidak ada pilihan bagi orang beriman kecuali Sami’na Wa Atho’na, apa yang menjadi titah Allah harus kita laksanakan tanpa ada penawaran. Memang berat, tapi itulah perintah yang harus diwujudkan sebagai bukti bahwa kita adalah hamba yang pantas untuk  mendapat Ridho-Nya. 

        Adalah kader Pandu Hidayatullah Tuban, yang tidak ingin ketinggalan untuk menyambut seruan Allah dan Rasul-Nya bagaimana untuk tetap  dapat bermanfaat untuk masyarakat sekitar. Melalui program tarbiyah ijtimaiyah, anak - anak membongkar hasil tabungan akhiratnya kemudian  menyalurkan hasilnya kepada orang - orang yang membutuhkan. Senyum bahagia terpancar dari rona wajah warga  yang menerima kado dari anak - anak. Mereka tidak menyangka di tengah kondisi yang serba sulit seperti saat ini dan di zaman masyarakat yang serba hedon, masih ada anak - anak yang punya rasa empati dan rela berkorban untuk orang lain.